Kamis, 17 September 2015

Penurunan Penjualan Mobil Berdampak ke PAD Jatim

SURABAYA–Menurunnya daya beli masyarakat terhadap produk otomotif membawa dampak pada penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemprov Jatim dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).

Salah satu penyebabnya adalah melambatnya perekonomian global dan nasional yang menghambat penjualan otomotif sepanjang semester pertama tahun ini. Seperti yang disampaikan Sekretaris Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur Budi Suprianto yang menyebutkan pendapatan PKB dan BBNKB mengalami penurunan.

“Penurunan penjualan mobil memang berdampak pada capaian pungutan PKB dan BBNKB di Jatim. Karena penerimaan pendapatan dari dua sektor itu bergantung dari naik atau turunnya penjualan mobil,” ujarnya kepada wartawan kemarin (16/9).


Pada periode 1 Januari hingga 31 Agustus 2015, capaian PKB hanya di kisaran 65,04 persen dan BBNKB sekitar 64,84 persen dari target yang ditentukan. Padahal idealnya sampai dengan akhir Agustus 2015 pencapaian pendapatan sudah bisa berkisar diangka 75 persen.

Untuk itu, pihaknya belum bisa memastikan apakah sisa waktu empat bulan ke depan ini capaian target keseluruhan pendapatan dari dua sektor tersebut akan tercapai atau malah meleset. Mengingat, sampai dengan pertengahan September ini juga belum ada tanda-tanda lonjakan penjualan mobil di Jatim.

“Faktor penurunan penjualan mobil ini nampaknya terpengaruh dampak pelambatan perekonomian. Sepertinya, masyarakat sekarang ini masih mengutamakan kebutuhan primer lebih dulu,” tegas alumni Universitas Jember ini.

Untuk target PKB sendiri, hingga akhir tahun nanti diharapkan bisa mencapai Rp 4,8 triliun. Namun sampai akhir Agustus baru realisasinya baru tercapai Rp 3,121 triliun. Sedangkan untuk BBNKB dari target akhir tahun Rp 3,7 triliun baru terealisasi sampai akhir Agustus 2015 mencapai Rp 2,398 triliun.

“Untuk total PAD sampai dengan akhir tahun nanti ditargetkan bisa mencapai Rp 12,3 triliun setelah Perubahan Anggaran Keuangan APBD 2015. Target itu sudah direvisi dari target sebelum PAK sekitar Rp 12,6 triliun,” pungkasnya.

Sementara itu, dari data ASEAN Automotiv Federation (AAF) secara nasional Indonesia mengalami penurunan penjualan paling tingi dibandingkan negara ASEAN lainnya. Dimana semester pertama tahun ini mencapai 525.458 unit atau turun 18,2 persen dibandingkan semester pertama 2014 sebanyak 642.110 unit. (rud/rif)

Share this

0 Comment to "Penurunan Penjualan Mobil Berdampak ke PAD Jatim"

Posting Komentar